Kita mungkin pernah bertemu dengan seseorang yang telah cukup berusia, tapi terlihat awet muda dan bahagia, atau mungkin kita pernah kenal dengan seseorang yang selama hidupnya sangat jarang sakit. Semua itu tentu ada rahasianya.
Jangan jauh-jauh, kita sebagai muslim tentu mengenal bahwa Rasulullah Muhammad SAW semasa hidupnya hanya dua kali mengalami sakit. Ini membuktikan bahwa beliau patut menjadi contoh pribadi yang sehat jasmani dan rohani. Salah satu rahasianya adalah dengan menjaga hati (psikis) agar selalu baik.
Dalam sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir bahwasannya ia pernah mendengar Rasululllah SAW bersabda:
Artinya: Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini, dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati. (HR Bukhari)
Dari hadits di atas, kita dapat memahami bahwa hati merupakan pangkal atau penyebab dari sakit atau sehatnya seseorang. Ternyata dalam pengalaman hidup sehari-hari, hadits tersebut terbukti akan kebenarannya.
Seringkali orang yang menderita penyakit stroke, darah tinggi, kencing manis, tumor, kanker, dan beberapa penyakit kronis lainnya itu memiliki sifat pemarah, sering jengkel dan kesal terhadap orang lain. Sifat-sifat itu tidak lain bersumber dari hati.
Pandangan Para Pakar
Kazuo Murakami dalam bukunya berjudul The Divine Message of DNA menjelaskan bahwa kode-kode genetika DNA manusia memiliki karakteristik on (nyala) dan off (padam. Idealnya, kode ge positiflah yang aktif sedangkah gen yang berbahaya dinonaktifkan, dan berpikir positif merupakan kunci penting untuk mengaktifkan kode tersebut.
Berpikir positif mampu memadamkan gen negatif sekaligus mengaktifkan gen positif. Dam sebaliknya berpikir negatif mampu memadamkan gen positif dan mengaktifkan tombol gen negatif.
Sebuah riset di Amerika ditemukan bahwa anak muda yang memiliki sifat tidak sabar, setelah memasuki usia setengah baya, presentasi mengalami tekanan darah tinggi semakin besar. Uniknya, resiko ini hanya dimiliki oleh orang yang tidak sabar dan mempunyai perasaan bermusuhan.
Sedangkan orang yang selalu ingin menang dan pantang menyerah tidak termasuk ke dalam resiko penyakit ini. Hal demikian menguatkan sabda Rasulullah SAW tentang bahayanya penyakit hati yang berpengaruh terhadap penyakit fisik.
Pandangan Ulama
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwasannya di antara penyakit hati itu adalah makan minum berlebihan, berbicara yang tiada gunanya, marah, hasud, bakhil, hubbub ad-dunya (cinta harta, pangkat dan kedudukan), sombong, ujub dan riya. Siaft makan dan minum secara berlebihan (rakus) misalnya, memberikan dampak yang luar biasa bagi kesehatan.
Al-Ghazali mengatakan “Ketahuhilah bahwa sumber segala penyakit adalah syahwat perut. Kemudi dari syahwat perut ini muncul syahwat kemaluan. Syahwat perut itulah yang menimpa Adam AS. Sehingga ia dikeluarkan dari syurga. Syahwat perut pula yang menyebabkan seseorang mencintai dan mencari keduniaan,”.
Ibnu Qayim al-Jauziyah mengungkapkan bahwa hati bisa sakit sebagaimana sakitnya badan. Sembuhnya penyakit hati adalah dengan tobat dan penyesalan. Hati pun bisa kotor sebagaimana kotornya wanita maka membersikannya adalah dengan dzikir.
Hati juga bisa telanjang sebagaimana telanjangnya badan, maka perhisannya adalah takwa. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa hati bisa juga lapar sebagaimana laparnya perut. Maka makanan dan minuman hati adalah ma’rifat, mahabbah, tawakkal, tobat dan pengabdian.
Mengelola Hati agar Sehat
Sangat beruntung jika seseorang diberi hati yang selalu merasa berkecukupan. Itulah hati yang sehat dan senantiasa bebas dari segala bentuk penyakit hati yang berpengaruh besar bagi kesehatan fisik.
Hati yang harus dimiliki seorang muslim sejati tentunya hati yang bersih (sehat). Yaitu yang senantiasa ada cahaya iman dan selalu diisi oleh rasa kecintaan terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dalam pandangan manajemen qalbu Aa Gym, seseorang yang hatinya bersih maka dia akan menjadi pusat segala aktivitas di bumi. Orang yang hatinya bersih akan mampu menjadi magnet bagi manusia lain. Dan totalitas dirinya akan mencerminkan sebuah keadaan bahwa hanya ridha Allah yang diharapkan.
Hati yang sehat mampu menemani tubuh untuk menempuh lika-liku hidup. Kesehatan hati membuat pemiliknya optimistis dalam menjalani hidup dan kehidupan. Semuanya dilewati dengan penuh rasa syukur dan kesabaran. Lepas dari itu yang paling penting adalah mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
Kesehatan hati juga berkaitan dengan penerimaan jiwa terhadap ketentuan Tuhan. Hati yang sehat akan menerima takdir kehidupan setelah berupaya dengan sungguh-sungguh. Sementara hati yang sakit biasanya akan terus merasa kurang dan tidak puas dengan pemberian Tuhan.
Pikiran positif dapat memunculkan rasa senang, rasa bahagia, dan rasa tenang. Perasaan-perasaan ini akan mempengaruhi kinerja sistem syaraf, endokrin dan sistem imun atau kekebalan tubuh yang disebut dengan psiko-neuro-endokrin-imunologi, fikiran dan perasaan akan mempengaruhi melalui sistem syaraf yang akan diteruskan kekelenjar hormonal sehingga menghasilkan hormon-hormon yang baik bagi kesehatan, sehingga imunitas tubuh menjadi pulih kembali.
Hati yang sehat adalah hati yang tenang dan damai. Salah satu cara yang dijelaskan dalam Alquran untuk memperoleh hati yang tenang dan tentram adalah dengan mengingat Allah SWT. Ketentraman hati atau jiwa tersebut menghantarkan kita kepada rasa bahagia. Jika hidup dijalani dengan penuh kebahagiaan maka akan mudah dan tidak terasa sebagai beban.
Dengan hati yang bersih seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan. Tanpa melakukan tindakan apapun, cukup dengan hati yang bersih, kebaikan dan kemuliaan hidup itu dapat diraih. Sebaliknya hati yang kotor adalah hati yang senantiasa tertutup dan terhalang cahaya illahi, yang selalu dikendalikan oleh hawa nafsunya.
Wallahu’alam Bishawab
Sumber:
Andriawan, Didik. Rahasia Hidup Sehat Ala Nabi, Solo: Al Fath Publishing
Hernowo dkk. 2002. AA Gym & Fenomena Darut Tauhid. Bandung. Mizan
Al-Jauziyah, Ibnu Qayim. 2013. Al-Fawa’id. Terjemah. Jakarta. Qisthi Press
Post a Comment for "Ini Alasan Hati Jadi Pangkal Kesehatan Jasmani"