“Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul (-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, shiddiiqiin, Syuhada dan Shalihiin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa':69)
Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baik rupa, setelah itu diberikan pula kepadanya tugas utama berupa khalifah dimuka bumi untuk mengatur sistem peradaban manusia, untuk menjalankan tugas tersebut maka Allah SWT melengkapi manusia dengan perangkat akal dan nafsu. Jika manusia mampu menguasai dua perangkat tersebut berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist maka ia akan menjadi orang yang shaleh.
Manusia yang shaleh adalah seorang yang mengetahui Tuhannya dengan pengetahuan yang baik dan mendalam, sehingga ia menjalankan perintah Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan menjauhi larangannya. Apabila kita menyadari arti shaleh, maka kita akan menjadi paham bahwa orang shaleh bukanlah sekedar seorang yang perilakunya disenangi orang banyak, rajin shalat, rajin membaca Al- Qur'an, taat kepada orang tuanya, bukan sekedar itu. Tetapi ia juga seorang yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya. Seorang yang selalu sabar, syukur, ikhlas dan tawakkal. Seorang yang terjaga dari segala penyakit-penyakit hati, yang selalu dalam bimbingan petunjuk langsung Allah SWT, dan dijaga dari segala kesalahan.
Demikian sakralnya keshalehan dan orang shaleh, sehingga dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa mereka adalah sebaik-sebaik makhluk
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (Qs. Al-Bayyinah:7)
Untuk menjadi orang yang shaleh tidak hanya sekedar memanjatkan do’a saja tetapi harus diberengi dengan mujahadah (usaha yang bersungguh-sungguh dan berkesinambungan)
Berikut akan dijelaskan ciri-ciri orang yang shaleh, mudah-mudahan kita bisa melatih diri untuk mewujudkannya dalam diri kita. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut,
Salimul 'Aqidah
Salimul 'aqidah artinya keimanan yang lurus atau kokoh. Aqidah atau keimanan kepada Allah merupakan fondasi bangunan keislaman. Apabila fondasi keimanan itu kuat, insya allah amaliah keseharian pun akan istiqamah (konsisten), tahan uji, dan handal.
Memiliki muraqabatullah
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh merasakan Allah sangat dekat dengan dirinya, mengawasi seluruh ucap dan geraknya. Dengan demikian akan tumbuh dari dirinya perilaku yang lurus dan selalu mawas diri. Inilah yang disebut Muraqabatullah, yaitu kondisi psikis dimana kita meras ditatap, dilihat,dan diawasi Allah swt. kapan dan dimana pun berada. Adapun yang menjadi landasannya adalah: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya". (QS. Qaaf 50:16)
"Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempat. Dan tiada pembicaraan antar lima orang, melainkan Dia-lah yang keenam. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada, kemudian Dia akan memberitahuakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al Mujadalah : 7)
Dzikrullah
Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan merasakan kerinduan yang sangat kuat kepada Allah. Bila kita selalu merindukan-Nya, Dia pun akan merindukan kita. Dzikrullah adalah ekspresi kerinduan kepada Allah swt. "Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya aku akan mengingatmu pula. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku." (QS. Al-Baqarah 2:152).
Meninggalkan syirik
Syirik artinya meyakini ada kekuatan atau kekuasaan yang setaraf dengan kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Allah swt. Orang yang memiliki keimanan yang kokoh akan memiliki loyalitas atau kesetiaan yang fokus kepada Allah swt., karenanya dia akan meninggalkan seluruh perbuatan syirik. Syirik diklasifikasikan sebagai dosa yang paling besar sebagaimana dijelaskan dalam keterangan berikut.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa :4 )
Rajin membaca, memahami, dan mengamalkan Al Qur'an Al Qur'an merupakan kitab suci yang merekam seluruh pesan-pesan Allah awt. Kita bisa menelaah apa saja yang Allah SWT sukai dan apa yang dimurkai-Nya. Orang yang memiliki iman yang kokoh akan berusaha membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang ada dalam Al Qur'an.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami (Allah) turunkan kepadamu, yang didalamnya penuh berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya, dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran". (QS. Shaad 38:29).
Shahihul 'Ibadah
Karakter orang shaleh berikutnya adalah shahihul ibadah, artinya benar dan tekun dalam beribadah. Ibadah adalah ekspresi lahiriah pengabdian seorang hamba kepada Allah swt. para ahli membagi ibadah pada dua bagian, yaitu Ibadah 'Ammah dan Ibadah Khashshah.
Ibadah 'Ammah adalah seluruh ucapan dan perbuatan - baik tampak ataupun tidak tampak - yang diridhai dan dicintai Allah SWT Misalnya, mencari ilmu, mencari nafkah, hormat kepada orang tua, ramah pada tetangga, dan lain-lain. Ini semua disebut ibadah 'ammah karena teknik pelaksanaanya tidak diatur secara detail tapi disesuaikan dengan tuntutan situasional.
Sedangkan ibadah khashshah adalah ibadah yang teknik pelaksanaanya ditentukan atau diatur secara detail oleh Rasulullah saw. Musalnya ibadah shalat, haji, shaum, dan lain-lain. Kalau kita shalat, maka ruku, sujud, dan seluruh gerakan serta bacaanya harus mengikuti sunah Rasulullah saw. Kita tidak dibenarkan menambahi atau menguranginya karena shalat merupakan ibadah khashshah. Allah swt. membalas seluruh pengabdian kita sesuai dengan usaha dan kesungguhan yang kita lakukan. Makin rajin kita beribadah, Allah pun makin dekat dengan kita. Makin malas kita mengabdi, Allah pun makin menjauhi kita. Karena itulah orang-orang sholih akan rajin, tekun, dan khusu dalam beribadah kepada-Nya. Perhatikan keterangan berikut.
"Jika ia manusia bertaqarrub (beribadah) kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia berataqarrub kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepada-Nya satu depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari." (HR. Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At Tarmidzi, dan Ibnu Majah).
Akhlaqul Karimah
Orang sholih bukan hanya pandai mengabdikan dirinya kepada Allah swt. yang diekspresikannya dengan Aqidah Salimah dan Shahihul Ibadah seperti yang telah dijabarkan di atas, tapi orang sholih artinya berakhlak mulia dan santun kepada orang lain.
Allah SWT telah berjanji kepada orang-orang yang shaleh sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an surah An-Nur: 55 yang artinya: "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang SHOLEH bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik."
Dan mari kita simak lagi dalam surah Al-Anbiya: 105 yang artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (sesudah Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh".
Marilah kita membenahi diri, memperbanyak amal agar menjadi orang yang shaleh, orang-orang yang akan berkuasa dimuka bumi, dan semoga kita tidak menjadi orang yang thaleh atau orang yang terputus dari jalan Allah baik melalui ibadah Ammah maupun ibadah khassah.
Antara shaleh dan thaleh adalah pilihan yang harus dipilih oleh manusia apakah ia ingin bersama syaitan sebagai pendamping setia atau bersama-sama orang yang shaleh, orang-orang yang selalu mendapat petunjuk dan ridho-Nya. maka cobloslah mana yang anda suka. Wallahu ‘alam.
Post a Comment for "Siapakah Orang Shaleh itu...?"