"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah". (HR. Al-Bukhari)
Islam melalui ajarannya membimbing manusia untuk menjaga diri agar tidak terkena gangguan-gangguan yang bersifat kejiwaan dan psikosomatis (gangguan jiwa dan rohani yang mempengaruhi kesehatan tubuh).
Diantara petunjuk Islam untuk menjaga diri adalah seruan untuk menghindari hal-hal yang mengakibatkan kemarahan. Emosi kemarahan itu merupakan wabah, oleh karenanya sikap marah itu dicela dan amat berbahaya. Islam menegaskan untuk selalu menjaga diri agar terhindar dari keadaan yang dapat memancing seseorang terjebak dalam kemarahan. Sikap menghindar dari amarah cukup efektif bagi kesehatan, sebelum kemarahan tersebut merusak sel-sel tubuh yang lain dan merusak fungsinya sehingga muncul penyakit-penyakit yang bersifat psikosomatis.
Kematangan emosi merupakan hal yang harus dimiliki setiap orang yang ingin merasakan nikmatnya sehat secara mental. Sebagimana disebutkan dalam firman Allah swt.
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". (Qs. Hujurat: 6)
Ayat tersebut mengejak manusia untuk membekali diri dengan kemantapan jiwa, tidak terpengaruh amarah sehingga tidak terlanjur bertindak bodoh dan hanya akan mengantarkannya pada penyesalan dan kesedihan. Sebagaimana Rasulullah saw. berpesan untuk menahan (mengendalikan) diri, tidak mengumbar amarah antara kaum muslimin. Beliau bersabda:
"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah". (HR. Al-Bukhari)
Hal ini semakin memperjelas akan anjuran Islam bagi setiap muslim untuk mempunyai karakter yang penuh dengan kemulian. Selain itu, Islam mendorong setiap muslim untuk hidup sehat secara kejiwaan, fisik dan mental. Sebagai mana Umar bin Khatthab ra. Menyeru kaum muslimin agar mengajar anak-anak mereka cara berenang, memanah dan menunggang kuda.
Tentunya dengan banyak berlatih jenis-jenis olah raga semacam itu akan menimbulakan efek positif dalam hal kekuatan secara fisik dan intelektual. Sampai pada tahap tertentu olah raga semacam ini dapat membantu seseorang memperoleh kemampuan untuk mengendalikan diri, kestabilah jiwa, keseimbangan dan kematangan emosi dalam bersikap. Al-Quran menyeru setiap mu'min agar mampu menjaga dirinya dari sesuatu yang dapat mempengaruhi kemampuan akalnya, sehinga terdapat hukum larangan mengkonsumsi minuman keras (alcohol). Sebagaimana firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (Qs. Al- Maidah: 90)
Al-Qur'an mengajak setiap orang untuk menyeimbangkan diri dalam keseluruhan hidupnya. Bahkan di dalam Al-Qur'an terdapat ajaran yang berfungsi sebagai tindakan preventif dengan cara mengerjakan ibadah seperti shalat lima waktu setiap hari.
Ibadah sholat berguna untuk membentuk syaraf dalam keadaan seimbang, masuk kedalam proses relaksasi, dan juga berguna untuk terapi perilaku secara bertahap dengan mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Artinya, dengan sholat telah terjadi suatu proses pelepasan kebiasaan buruk yang berupa sikap terburu-buru, marah, dan naik darah. Hal ini berlangsung dengan mengerjakan seluruh rangkaian prosesi ibadah, seperti dalam shalat sebelumnya harus dalam keadaan suci dengan cara berwudhu. Wudhu atau membasuh beberapa organ tubuh dengan air merupakan suatu cara untuk stimulasi sensor syaraf inderawi sebanyak lima kali sehari. Hal ini secara otomatis bermanfat bagi penyegaran dan pembaharuan semangat (energi).
Dalam shalat juga terdapat sikap tenang berdiri menghadap kiblat (Sang Khalik). Sikap semacam ini mampu menumbuhkan kekuatan pikiran yang luar biasa, sehingga manusia punya banyak kemampuan dan siap menghadapi berbagai persoalan hidup: bukan dengan cara menyepelekannya, tapi melihat masalah dari berbagai aspek yang mampu menciptakan solusi. Wallahu ‘Alam.
Brj MUMTAZ'08
Post a Comment for "Kesehatan Mental"