Ilustrasi (Sumber : wikipedia) |
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak meng-hinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, “Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. ” (Q.S. At Thahrim : 8)
Setiap orang mukmin sangat memerlukan dua perkara, yaitu pengampunan dosa dan penghapusan ke-salahan. Sebab tidak ada seorangpun yang terlepas dari dosa dan kesalahan. Abu Tamam mengisyaratkan sebuah hadits Rasulullah SAW yang bersumber dari Anas bin Malik r.a: “Setiap orang di antara kamu sekalian melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bertaubat.” (HR. Ahmad)
Dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh manusia akan mengotori hatinya, bagaikan noda hitam di atas kain putih, tiada yang dapat membersihkannya kecuali taubat. Hal ini sebagaimana yang diterangkan Rasulullah SAW dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Ahmad. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang meminta ampun dari dosa seperti orang yang tidak berdosa”.(HR. Bukhari)
Dan Allah berfirman “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Q.S. Al Baqarah: 222)
Sesungguhnya syetan telah menipu dan menjebak kita dan memenuhi seluruh aspek kehidupan kita, sehingga me-nyesatkan kita dari jalan Allah, menyesatkan manusia dari jalan keselamatan dan membukakan bagi kita pintu-pintu jahannam dengan bujuk rayu agar manusia terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan penuh dosa. Karena itu seyogya-nyalah kita untuk segera mengetuk pintu taubat mengharap maghfirah Allah.
Tidak ada putus asa dalam bertaubat untuk menuju kepada Allah meski dosa-dosa anda memenuhi kolong langit. Allah adalah tuhan seluruh makhluk yang menciptakan mereka untuk menguji dan menyeleksi amal dan perbuatan mereka. Barangsiapa yang banyak dosanya dan ia ingin bertaubat maka pintu taubat terbuka dengan syarat:
Pertama: harus menghentikan maksiat dan menyesali perbuatan yang telah terlanjur dia lakukan
Kedua : harus berniat sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi. Dan apabila dosa yang pernah ia lakukan itu ada berhubungan dengan hak manusia maka taubatnya ditambah dengan syarat yang ketiga yaitu:
Ketiga: harus menyelesaikannya dengan orang yang berhak dengan meminta maaf atau kehalalannya atau me-ngembalikan apa yang harus ia kembalikan.
Di antara keutamaan yang diperoleh oleh orang-orang yang bertaubat ialah Allah menyibukkan para malaikat-Nya agar memintakan ampunan bagi mereka dan berdoa kepada Allah agar Dia melindungi mereka dari siksaan neraka jahanam, lalu memasukkan mereka ke surga yang penuh dengan kenikmatan, menjaga mereka dari kejahatan dan kesalahan. Para malaikat yang membawa ‘Arsy di langit juga sibuk memintakan ampunan bagi mereka.
Allah berfirman: “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), Ya Rabb kami, Rahmat dan Ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam sorga ‘And yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shaleh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan, orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar. ” (Q.S. Al Mukmin: 7-9)
Cukup banyak ayat-ayat di dalam Kitab Allah yang mengabarkan diterimanya taubat orang-orang yang bertaubat, kalau memang taubat mereka itu tulus dan benar, yang tentunya dengan cara-cara tertentu. Penerimaan taubat ini dilandaskan kepada karunia, ampunan dan rahmat Allah, yang tidak akan menyempit karena keberadaan seseorang yang durhaka, seperti apapun kedurhakaannya itu. Terlebih lagi orang yang bertaubat dan juga memperbaiki serta beramal shaleh. Tidak kurang dari sebelas tempat di dalam Al Qur’an, Allah mensifati diri-Nya dengan sebutan at Tawwab (Maha Menerima Taubat).
Kita akhiri pembahasan ini dengan firman Allah : “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang melakukan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera. Maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang melakukan kejahatan yang hingga apabila datang ajal kepada seseorang, barulah ia mengatakan, “ Sesungguhnya aku bertaubat sekarang”. Dan tidak pula diterima taubat orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.S. An Nisaa’: 17-18)
Karena itu janganlah anda menunda taubat hingga hari esok. Karena maut itu datang secara tiba-tiba. Ber-segeralah untuk mensucikan jiwa anda.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam bukunya Al Fawaid mengatakan : “Bila kau berpulang ke alam baqa, tidak membawa bekal taqwa, kau lihat orang-orang yang mem-bawanya pada hari perhimpunan. Kau akan menyesal, karena kau tidak seperti mereka. Mereka mempunyai persiapan sedangkan kau tidak memilikinya.” Allahu A’lam Bishshawab
Brj Mumtaz
Post a Comment for "Jangan Tunda Taubat"