Rasulullah
bersabda : “Aku kekasih Allah dan (aku) tidak sombong. Aku pembawa panji
“pujian” pada hari kiamat, di bawahnya Adam dan orang-orang sesudahnya dan
(aku) tidak sombong. Aku sang pertama pemberi syafa’at dan
yang diterima syafaatnya pada hari kiamat, dan (aku) tidak som-bong. Aku yang
pertama menggerakkan pintu surga dan Allah membukannya untukku dan aku
dimasukkan-Nya bersama para fuqara’ mukmin dan (aku) tidak sombong. Dan akulah
yang paling mulia dari kalangan (orang-orang) terdahulu dan yang kemudian di
sisi Allah dan (aku) tidak sombong.” (HR. At Tirinidzi)
Nabi dan
Rasul Allah; Muhammad saw. Adalah sosok manusia yang memiliki kesempumaan
akhlak yang tiada bandingnya. Seorang kekasih Allah Rabb yang mencip-takan se
isi alam semesta. Sebagai seorang kekasih, Nabi Muhammad SAW. diberikan berbagai
macam kemuliaan oleh Rabbnya.
Namun
demikian. beliau tidak pernah menyatakan dirinya memiliki sifat-sifat
supra-manusiawi. Beliau adalah seorang hamba, dan ingin tetap menjadi seorang
hamba yang kepadanya wahyu diturunkan. Sebagaimana yang disinyalir Al Qur’an:
“Katakanlah,
“Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku
bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang
lurus menuju kepada-Nya, dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang
besarlah bagi orang-orang yang menyekutukan (Nya).” (Q.S.
Fushilat: 6)
Nabi Muhammad
SAW. diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Rahmat ilahi yang beliau bawa ditaburkan ke dalam relung jiwa setiap insan,
bak guyuran hujan yang menyubur-kan tanah yang tandus dan gersang. Di saat
manusia terpuruk dalam jurang kegelapan hidup dan kehidupannya (baca: keza-liman)
dan kebodohan dirinya akan kebenaran (baca: kejahili-yahan).
Allah
mengutus kepada mereka seorang hamba-Nya yang mengantarkan manusia kepada jalan
yang terang bende-rang, menuntun mereka kepada kehidupan hakiki yang penuh
kebenaran. Dibekali dengan kitabullah. wahyu penuntun dan pedoman
manusia. Muhammad. Rasulullah saw. (utusan Allah) membawa kabar gembira dan
sekaligus peringatan kepada seluruh manusia, yang ajarannya tetap kekal abadi
sampai berakhir umur dunia.
Sebagai tanda
kasih sayang-Nya dan penghormatan kepada Rasulullah. Allah SWT dan para
malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi
ini. Allah berfirman:
“Sesungguhnya
Allah dun malaikat-malaikat-Nya bersha-lawat uurtuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bersha-lawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghor-matan
kepadanya.” (Q.S. Al Ahzab 56)
Perintah
untuk bershalawat dan salam kepada Nabi Muhamnmd dalam ayat di atas yang mana
diawali oleh Allah dan para malaikat menunjukkan betapa mulia dan terhormat-nya
kedudukan beliau di sisi Allah. Dan hal ini menunjukkan pula betapa pentingnya
perintah bershalawat bagi umat Muhammad SAW. Bahkan ucapan shalawat atas Nabi
dijadi-kan sebagai salah satu bacaan dalam shalat.
Sebagaimana
disebutkan di atas bahwa Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi, dan
diperintahkan pula kepada orang-orang mukmin. Masing-masing shalawat memiliki
arti yang berbeda-beda.
Menurut
Syeikh al-Ghazali Khalil ‘Aid dalam kitab-nya Tafsir Surah Al Ahzab - sebagaimana dikutip Drs. H.
Yunahar Ilyas. Lc.. MA dalam bukunya Kuliah Akhlaq, shalawat dan Allah SWT untuk Nabi artinya rahmah dan
keridhaan. dan malaikat artinya permohonan ampun dan do’a. sedangkan shalawat
dan orang-orang yang beriman berarti penghormatan dan doa supaya Allah SWT
menambah kemu-liaan dan penghormatan bagi Nabi saw.
Dan pengertian yang
berbeda-beda dan kata shalawat (ash-shalah)
sesuai dengan artinya yang secara akar bahasa (etimologis/lughawi) bahwa ash-shalah
(bentuk mashdar dan shalla) dapat
berarti doa, istighfar dan rahmah.
Di saat lidah
kita bergerak melafazkan shalawat kepada Nabi meskipun hanya satu ucapan, maka
yang ber-balik kepada kita sepuluh kali kebaikan.
Rasulullah
saw. bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ
مَرَّةً صَلىّ َاللهُ عَلَيْهِ ِبهَا عَشْرًا
Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka dengan shalawatnya
itu Allah akan bershalawat (member-kahi) kepadanya sepuluh kali.” (HR.
Ahmad)
Penghormatan
Rasulullah SAW. kepada orang-orang yang bershalawat kepadanya sangatlah tinggi,
sebagaimana sabda beliau dalam sebuah hadits sebagai berikut:
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ
بِي يَوْمَ القِيَامَةْ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
Sesungguhnya orang yang paling utama bagiku nanti pada hari kiamat adalah
siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku.
(HR. At-Tirmidzi)
Sebaliknya.
Nabi SAW. menyatakan bahwa orang yang tidak bershalawat tatkala mendengar nama
beliau disebut adalah orang yang bakhil. Sebagaimana sabda beliau:
البَخِيْلُ مَنْ
ذُكِّرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
(Termasuk orang ) yang benar-benar bakhil, orang yang di-sebut
namaku di hadapannya, ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku. (HR. At
Timiidzi dan Ahniad)
Ucapan
shalawat dan salam kita kepada Nabi Muhammad SAW. adalah salah satu bentuk penghormatan
kita kepada beliau. Di samping untuk mengenang serta rasa terima kasih kita
atas jasa-jasa beliau yang tak terhingga dan tidak ada tandingannya untuk umat
manusia, dan terkhusus lagi bagi orang-orang yang beriman.
Betapa pentingnya
arti shalawat, sampai-sampai seorang sufi. lbnu Athaillah As Sakandari
mengatakan, “Do‘a itu mempunyai
pendukung, sayap, sarana agar dikabulkan, dan masa-masa khusus, Sarana agar do’a dikabulkan adalah shalawat untukNabi.”
Allah
bershalawat alas Nabi, maka dapatkah seorang mukmin melakukan sesuatu yang
lebih baik daripada me-ngikuti sesuatu yang dicontohkan langsung oleh Allah
sendiri; yakni bershalawat atas Nabi?
Al Faqier Ilaa Rabbih Muslim Zakaria
Alumni Ponpes Tunas Harapan Tembilahan
Post a Comment for "Shalatullah-Salamullah"